Kamis, 10 Juli 2014

GMNI Kutuk Serangan Israel ke Palestina

GERAKAN Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) mengutuk tindakan tentara Israel yang menyerang Palestina sehingga menewaskan banyak orang. GMNI juga meminta Israel untuk segera menghentikan serangan ke jalur Gasa dan mendorong untuk melakukan dialog antar kedua negara.
Desakan itu disampaikan oleh Komite Politik dan Hubungan Internasional Presidium GMNI, Wilhemus Wempy Hadir dalam pernyataan tertulis diterima Jurnas.com, di Jakarta, Kamis (10/7).
Menurut Wempy, konflik antara Israel dan Palestina telah berlangsung lama dan menelan korban jiwa dalam jumlah besar. Terakhir, serangan Israel ke Gaza yang telah menewaskan 44 orang dan aksi balasan dari Hamas merupakan ‎peristiwa yang sangat memprihatinkan.
“Ini merupakan tragedi kemanusiaan yang perlu segera dicari jalan keluar sehingga korban tidak bertambah lagi,” katanya.
Lebih lanjut, Wempy mengatakan konflik Israel dan Palestina adalah konflik terlama dalam sejarah umat manusia. Untuk itu, penting bagi seluruh umat manusia dan negara-negara di seluruh dunia menjadikan penyelesaian konflik tersebut sebagai prioritas utama.
Pada kesempatan itu, Wempy mendorong kepada pihak-pihak terkait baik Israel maupun Palestina untuk menahan diri dan tidak terprovokasi sehingga situasi di Gaza tidak memburuk. Ia juga mendesak Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) segera turun tangan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
“Pemerintah Indonesia diharapkan dapat memberikan pernyataan sikap yang tegas terhadap kejadian tersebut,” katanya.
Ia juga menyerukan kepada seluruh pihak untuk membangun solidaritas kemanusiaan sebagai solusi penyelesaian konflik Israel dan Palestina.
- See more at: http://m.jurnas.com/news/142459/GMNI-Kutuk-Serangan-Israel-ke-Palestina---2014/1/Nasional/Politik-Keamanan/#sthash.a5EEFbJg.dpuf
GMNI Kutuk Serangan Israel ke Palestina
GERAKAN Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) mengutuk tindakan tentara Israel yang menyerang Palestina sehingga menewaskan banyak orang. GMNI juga meminta Israel untuk segera menghentikan serangan ke jalur Gasa dan mendorong untuk melakukan dialog antar kedua negara.
Desakan itu disampaikan oleh Komite Politik dan Hubungan Internasional Presidium GMNI, Wilhemus Wempy Hadir dalam pernyataan tertulis diterima Jurnas.com, di Jakarta, Kamis (10/7).
Menurut Wempy, konflik antara Israel dan Palestina telah berlangsung lama dan menelan korban jiwa dalam jumlah besar. Terakhir, serangan Israel ke Gaza yang telah menewaskan 44 orang dan aksi balasan dari Hamas merupakan ‎peristiwa yang sangat memprihatinkan.
“Ini merupakan tragedi kemanusiaan yang perlu segera dicari jalan keluar sehingga korban tidak bertambah lagi,” katanya.
Lebih lanjut, Wempy mengatakan konflik Israel dan Palestina adalah konflik terlama dalam sejarah umat manusia. Untuk itu, penting bagi seluruh umat manusia dan negara-negara di seluruh dunia menjadikan penyelesaian konflik tersebut sebagai prioritas utama.
Pada kesempatan itu, Wempy mendorong kepada pihak-pihak terkait baik Israel maupun Palestina untuk menahan diri dan tidak terprovokasi sehingga situasi di Gaza tidak memburuk. Ia juga mendesak Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) segera turun tangan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
“Pemerintah Indonesia diharapkan dapat memberikan pernyataan sikap yang tegas terhadap kejadian tersebut,” katanya.
Ia juga menyerukan kepada seluruh pihak untuk membangun solidaritas kemanusiaan sebagai solusi penyelesaian konflik Israel dan Palestina.
- See more at: http://m.jurnas.com/news/142459/GMNI-Kutuk-Serangan-Israel-ke-Palestina---2014/1/Nasional/Politik-Keamanan/#sthash.a5EEFbJg.dpuf
GERAKAN Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) mengutuk tindakan tentara Israel yang menyerang Palestina sehingga menewaskan banyak orang. GMNI juga meminta Israel untuk segera menghentikan serangan ke jalur Gasa dan mendorong untuk melakukan dialog antar kedua negara.
Desakan itu disampaikan oleh Komite Politik dan Hubungan Internasional Presidium GMNI, Wilhemus Wempy Hadir dalam pernyataan tertulis diterima Jurnas.com, di Jakarta, Kamis (10/7).
Menurut Wempy, konflik antara Israel dan Palestina telah berlangsung lama dan menelan korban jiwa dalam jumlah besar. Terakhir, serangan Israel ke Gaza yang telah menewaskan 44 orang dan aksi balasan dari Hamas merupakan ‎peristiwa yang sangat memprihatinkan.
“Ini merupakan tragedi kemanusiaan yang perlu segera dicari jalan keluar sehingga korban tidak bertambah lagi,” katanya.
Lebih lanjut, Wempy mengatakan konflik Israel dan Palestina adalah konflik terlama dalam sejarah umat manusia. Untuk itu, penting bagi seluruh umat manusia dan negara-negara di seluruh dunia menjadikan penyelesaian konflik tersebut sebagai prioritas utama.
Pada kesempatan itu, Wempy mendorong kepada pihak-pihak terkait baik Israel maupun Palestina untuk menahan diri dan tidak terprovokasi sehingga situasi di Gaza tidak memburuk. Ia juga mendesak Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) segera turun tangan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
“Pemerintah Indonesia diharapkan dapat memberikan pernyataan sikap yang tegas terhadap kejadian tersebut,” katanya.
Ia juga menyerukan kepada seluruh pihak untuk membangun solidaritas kemanusiaan sebagai solusi penyelesaian konflik Israel dan Palestina.
- See more at: http://m.jurnas.com/news/142459/GMNI-Kutuk-Serangan-Israel-ke-Palestina---2014/1/Nasional/Politik-Keamanan/#sthash.a5EEFbJg.dpuf
GERAKAN Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) mengutuk tindakan tentara Israel yang menyerang Palestina sehingga menewaskan banyak orang. GMNI juga meminta Israel untuk segera menghentikan serangan ke jalur Gasa dan mendorong untuk melakukan dialog antar kedua negara.
Desakan itu disampaikan oleh Komite Politik dan Hubungan Internasional Presidium GMNI, Wilhemus Wempy Hadir dalam pernyataan tertulis diterima Jurnas.com, di Jakarta, Kamis (10/7).
Menurut Wempy, konflik antara Israel dan Palestina telah berlangsung lama dan menelan korban jiwa dalam jumlah besar. Terakhir, serangan Israel ke Gaza yang telah menewaskan 44 orang dan aksi balasan dari Hamas merupakan ‎peristiwa yang sangat memprihatinkan.
“Ini merupakan tragedi kemanusiaan yang perlu segera dicari jalan keluar sehingga korban tidak bertambah lagi,” katanya.
Lebih lanjut, Wempy mengatakan konflik Israel dan Palestina adalah konflik terlama dalam sejarah umat manusia. Untuk itu, penting bagi seluruh umat manusia dan negara-negara di seluruh dunia menjadikan penyelesaian konflik tersebut sebagai prioritas utama.
Pada kesempatan itu, Wempy mendorong kepada pihak-pihak terkait baik Israel maupun Palestina untuk menahan diri dan tidak terprovokasi sehingga situasi di Gaza tidak memburuk. Ia juga mendesak Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) segera turun tangan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
“Pemerintah Indonesia diharapkan dapat memberikan pernyataan sikap yang tegas terhadap kejadian tersebut,” katanya.
Ia juga menyerukan kepada seluruh pihak untuk membangun solidaritas kemanusiaan sebagai solusi penyelesaian konflik Israel dan Palestina.
- See more at: http://m.jurnas.com/news/142459/GMNI-Kutuk-Serangan-Israel-ke-Palestina---2014/1/Nasional/Politik-Keamanan/#sthash.a5EEFbJg.dpuf
GERAKAN Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) mengutuk tindakan tentara Israel yang menyerang Palestina sehingga menewaskan banyak orang. GMNI juga meminta Israel untuk segera menghentikan serangan ke jalur Gasa dan mendorong untuk melakukan dialog antar kedua negara.
Desakan itu disampaikan oleh Komite Politik dan Hubungan Internasional Presidium GMNI, Wilhemus Wempy Hadir dalam pernyataan tertulis diterima Jurnas.com, di Jakarta, Kamis (10/7).
Menurut Wempy, konflik antara Israel dan Palestina telah berlangsung lama dan menelan korban jiwa dalam jumlah besar. Terakhir, serangan Israel ke Gaza yang telah menewaskan 44 orang dan aksi balasan dari Hamas merupakan ‎peristiwa yang sangat memprihatinkan.
“Ini merupakan tragedi kemanusiaan yang perlu segera dicari jalan keluar sehingga korban tidak bertambah lagi,” katanya.
Lebih lanjut, Wempy mengatakan konflik Israel dan Palestina adalah konflik terlama dalam sejarah umat manusia. Untuk itu, penting bagi seluruh umat manusia dan negara-negara di seluruh dunia menjadikan penyelesaian konflik tersebut sebagai prioritas utama.
Pada kesempatan itu, Wempy mendorong kepada pihak-pihak terkait baik Israel maupun Palestina untuk menahan diri dan tidak terprovokasi sehingga situasi di Gaza tidak memburuk. Ia juga mendesak Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) segera turun tangan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
“Pemerintah Indonesia diharapkan dapat memberikan pernyataan sikap yang tegas terhadap kejadian tersebut,” katanya.
Ia juga menyerukan kepada seluruh pihak untuk membangun solidaritas kemanusiaan sebagai solusi penyelesaian konflik Israel dan Palestina.
- See more at: http://m.jurnas.com/news/142459/GMNI-Kutuk-Serangan-Israel-ke-Palestina---2014/1/Nasional/Politik-Keamanan/#sthash.a5EEFbJg.dpuf

Minggu, 01 Juni 2014

LEGENDA API ALAM DI PAMEKASAN




Api nan tak kunjung padam pada " DHANGKA " memiliki latar belakang kisah dari suatu legenda " KI MOKO ". Konon kira-kira pada abad XVI sekitar tahun 1605 saka atau tahun 1683 Masehi hiduplah seorang pengelana penyebar agama Islam yang memiliki kesaktian yang bernama KI MOKO dengan nama aslinya R. WIGNYO KENONGO.
Di tengah-tengah hutan yang tandus dimana dia bertempat tinggal, KI MOKO yang pekerjaannya sehari-hari mencari ikan di laut, berhasil menciptakan sumber-sumber kebutuhan hidup yang diupayakan guna memenuhi kebutuhan yang mendesak yaitu pada saat ia harus menyambut atau menjamu tamu dari kerajaan dalam rangka perayaan pernikahan dirinya dengan putri raja.
Kisah ini bermula ketika KI MOKO mendengar berita bahwa Raja Kerajaan Palembang sedang dirundung kesedihan karena seorang putrinya tengah menderita sakit yang tak kunjung sembuh, meski telah banyak tabib yang mengobatinya.
Pada kesempatan itu KI MOKO terpanggil untuk mencoba membantu mengobati penderitaan putri raja KI MOKO mempersembahkan sesuatu kepada Sang raja berupa tabung-tabung bambu yang penuh berbagai mata ikan dan dikirimkan melalui utusan, menerima persembahan dari KI MOKO Raja sangat terkejut karena barang yang semula dianggap kurang berharga menjelma menjadi barang berharga berupa Permata Intan dan Berlian. Sang raja sangat terkeut dan gembira begitu pula Sang Putri yang pada akhinya membuat ia sembuh dari sakitnya.
Melihat kejadian ini Sang Raja merasa berhutang budi kepada KI MOKO dan sesuai janjinya Sang Raja menganugerahkan hadiah berupa sebuah peti kepada KI MOKO dan dikirim melalui utusan, setelah peti tersebut sampai ke tangan KI MOKO dan dibukanya ternyata dari dalamnya terjelma seorang Putri yang amat cantik jelita, itulah SITI SUMENTEN Putri Raja yang sengaja dianugerahkan kepada KI MOKO untuk dijadikan istri, menghadapi kenyataan ini KI MOKO sangat masqul dan gembira hatinya. Namun kegembiraan itu sejenak berubah menjadi rasa risau karena kebersamaan dengan itu pula tersirat suatu berita bahwa tak lama lagi rombongan dari Kerajaan akan segera datang ke tempat kediaman KI MOKO untuk melangsungkan perayaan pernikahan. Kerisauan KI MOKO disebabkan karena tempat kediaman serta segala kebutuhan perayaan sangat tidak memungkinkan. Namun kerisauan tersebut akhirnya sirna setelah KI MOKO memusatkan batin melalui semedinya untuk memohon pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Dengan menancapkan tongkat saktinya berdirilah bangunan istana yang sangat megah ( bangunan tersebut sirna setelah kegiatan perayaan selesai ).
Demikian pula untuk memenuhi kebutuhan yang lain seperti kebutuhan sumber air dan seterusnya dengan cara yang sama KI MOKO menancapkan tongkatnya pada tanah. Pada saat itulah tercipta sumber air yang akhirnya menjadi sebuah telaga serta pancaran kobaran api yang senantiasa menyala dan akan berguna untuk kebutuhan manusia.
Dengan demikian puaslah hati KI MOKO dan pelaksanaan pesta pernikahan dapat berjalan dengan lancar. Sampai saat ini, semburan api alam tersebut masih tetap abadi hingga dikenal dengan istilah " API NAN TAK KUNJUNG PADAM " "DHANGKA". Dhangka artinya rumah tempat kediaman / Istana yang kemudian sirna yang lokasinya terdapat di dusun Asem manis II Desa Larangan Tokol, Kec. Tlanakan, Kab. Pamekasan.
Sedangkan Patilasan / makam KI MOKO terletak di dusun Palanggaran Desa Branta Tinggi Kecamatan Tlanakan Kab. Pamekasan yang sampai saat ini oleh masyarakat sekitar masih dikeramatkan. Untuk merawat / menjaga sumber api dan sumber air tersebut, maka KI MOKO mengutus Ki Rahma dan Nyi Rahma ( Buju'Tonggah ) yang artinya sebagai penunggu yang kuburannya / astanya terletak di Pojok Barat Laut Lokasi Api Ala Mini.

Sabtu, 31 Mei 2014

SEJARAH PAMEKASAN-MADURA (PANEMBAHAN RONGGOSUKOWATI)

A. Sejarah Awal Munculnya Kerajaan di Madura
Pada zaman dahulu, konon Raja Majapahit mengangkat salah seorang putranya menjadi Kammi Tuwo di pesisir Madura, yakni di Kabupaten sampang yang di kenal dengan nama Ki Ario Lembu Peteng.
Dalam Babad Madura disebutkan bahwa Ki Ario Lembu Peteng inilah yang menurunkan Raja-raja di madura bagian Barat, Ki Aio Lembu Peteng yang beragama budha kemudian masuk islam dan wafat di Ampel sebelum mengislamkan putra-putranya.
Sebagai gantinya di angkatlah putranya yang bernana Ario Menger menjadi Kami Tuwo, dan semasa hidup ayahnya, adiknya yang bernama Ario Mengo diperintah untuk membabat hutan di sebelah timur Madegan. Oleh karena itu, ia bersama pengikutnya menyusuri selat madura bagian selatan karena jalan itulah yang mereka aggap paling aman dari binatang buas.
Di suatu tempat, rombongan Ki Ario Mengo beristirahat, karena tempat yang di singgahi cukup bagus, pepohonan rindang, sejuk, dan terdapat mata air. Timbullah keinginan untuk menetap di situ, kemudian Ki Ario Mengo memeritahkan pengikutnya untuk membabat hutan adan menyuruh pengikutnya untuk membangun rumah dan pagar, yang pintunya terletak di sebelah utara (daja bahasa madura). Demikianlah berdiri keraton kecil yang di beri nama keraton lawangan daya.
Keraton itu semakin lama semakin maju, akhirnya melebihi tempat kelahirannya sendiri, karena Ki Ario Mengo dapat memimpin rakyatnya dengan adi dan bijaksana, sehingga rakyat makmur dan tertur. Masyarakat yang bertempat tinggal di dekat keraton pun berduyun-menghadap untuk mengabdi kepadanya, demikian pula di antara keluarganya yang tinggal di madegan berdatangan dan menetap di Keraton Lawangan Daya.
B. Asal Nama Kota Pamekasan.
Ki Ario Mengo memiliki seorang putri tunggal yang bernama Nyi Banu. Mia tumbuh menjadi putri yang cerdas dan rupawan, setelah ayahnya wafat, Nyi Banu naik tahta dengan gelar Ratu Pawelingan atau Ratu Pawekasan, karena ia merupakan satu-satunya putri yang menggantikan ayahhandanya, sehingga membuat nama dan keratonya menjadi mashur, dan akhirnya keraton tersebut di kenal dengan nama keraton pamekasan.
Syahdan menceritakan bahwa penggantian nama pawelingan menjadi pamekasan berasalo dari cerita Kek Lesap, sebenarnya ia adalah putra selir Pangeran Cakraningrat V, yaitu Raja Bangkalan. Akan tetapi ia tidak di akui sebagai anak kandungnya, akan tetapi dia tetap memaksakan dirinya untuk mengabdi kepada ayahnya menjadi tukang kuda keraton yang setiap hari harus menyiapkan kuda untuk kompeni belanda.
Akan tetapi Kek Lesap tidak menyukai kerja sama yang di lakukan oleh ayahandanya dengan belanda sehingga dia pergi meninggalkan keraton untuk mengaji, oleh karena ia anak yang cerdas, maka dia di jadikan pembantu oleh kiainya. Pengalam pahitnya ketika di keraton dan kebenciannya terhadap belanda, akhirnya ia bertapa ke gunung Geger di daerah Arosbaya, setelah lama di sana ia pindah ke gunung Payudan di daerah Guluk-guluk Sumenep. Di tempat baru inilah berbulan-bulan ia tidak keluar, ia menyatukan diri dengan Yang Maha Pencipta dengan jalan melupakan makan, minum dan tidur.
Kek Lesap kemudian memiliki kekuatan batin dan memperoleh senjata ampuh berupa celurit kecil yang di beri nama Kodhi’ Crangcang. Yang dengan senjata itu dia tidak takut untuk melawan belanda yangtelah menguasai bupati di daerah madura, dan dia tidak merasa hawatir untuk melawan senjata milik ayahnya.
Setelah Kek Lesap turun dari pertapaanya, ia mempengaruhi pendduk Gulu-guluk dan sekitarnya untuk melawan kompeni belanda dan keraton sumenep, mendebgan maksud Kek Lesap itu, Raden Alza yang bergelar Pangeran Cokro ningrat III, yakni Raja Sumenep hawatir untuk melawanyan, dia lari meloloskan diri untuk meminta bantuan kepada kompeni belanda di surabaya.
Di sumenep tidak ada perlawan, sehingga Kek Lesap dapat menguasai keraton sumenep dengan mudah, peristiwa itu terjadi pada tahun 1750. Dari laporan Raden Alza tersebut, kemudia Kompeni belanda mempersiapkan pasukannya di madura barat.
Dari sumenep Kek Lesap pergi ke arah barat, kebetulan bupatinya (Adikoro IV)sedang pergi melaporkan ke semarang dan dalam perjalanan pulang dia singgah di rumah mertuanya (Cakraningrat V). ia hanya memberi pesan kepada patihnya untuk diberitahukan bahwa daerah kekuasaan Radel Alza telah di tahlukkan. Dari pesan inilah agaknya kata Pawekasan menjadi Pamekasan.
C. Keraton Mandilaras
Setelah pangeran Lendhu wafat, hampir seluruh rakyat pamekasan sudah memeluk islam, kemudian Pangeran Ronggosukowati naik tahta pada tahun 1530. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, beliau merekontruksi kota pamekasan hingga setaraf dengan kota-kota yang lain, hasil karyanya yaitu:
1. Keraton Mandilaras dan gedung Pemerintahan, sejak pemerintahan Pangeran Ronggosukowati inilah terbentuknya suatu pemerintahan yang terorganisir, tertib dan teratur.
2. Masjid jamik sebagai tempat peribadatan.
3. Tangsi (asrama) Prajurit di sebelah timur keraton, sebagai tempat pendidikan para pemuda dan calon prajurit yang tangguh.
4. Rumah Penjara yang tempatnya agak jauh dari keraton.
5. Jalan silang di tengah-tengah kota Pamekasan, dan di sebelah timurnya ada kebun Raja.
6. Makam umum yang berada sebelah utara agak jauh di belakang keraton.
7. Kolam ikan yang diberi nama Si Ko’ol.
Dengan adanya keraton Mandilaras tersebut Pamekasan menjadi semakin mashur, banyak masyarakat yang mengagung-agungkan keindahan ndan kemegahannya,
Selain itu Pangeran Ronggosukowati memiliki keris yang sangat ampuh, yang konon menurut salah satu sumber lisan menyebutkan bahwa keris tersebut merupakan pemberian dari mahluk ghaib (sebangsa jin), dalam sebuah riwayat bahwa Pangeran Ronggosukowati selama tujuh hari kedatangan pemuda yang membawa bagian-bagian keris, pemuda tersebut tidak mau menyebutkan nama dan tempat asalnya, setelah pemuda tersebut selesai memberikian bagian keris kepada Pangeran, pemuda tersebut langsung menghilang.
Setelah bagian keris tersebut terkumpul, Pangeran Ronggo sukowati memanggil seorang empu keris yang tersohor untuk merakit bagian-bagian keris itu, setelah selesai terbentuklah sebilah keris yang berpamor “tunggal kukus” yang di beri nama keris “Joko Piturun”.
Menurut keteran salah seorang juru kunci pemakaman ronggosukowati, bapak H. Tahir menyebutkan, bahwa keris itu terbang mendatangi makam panembahan Ronggosukowati pada malam hari tiap waktu tertentu kembali ketika henda fajar. Menurutnya, bahwa dahulu keraton dari bangkalan berniat untuk menjajah kota pamekasan, dalam artian keraton bangkalan ingin mengambil keris Joko Piturun yang merupakan paku bumi Pamekasan, Akan tetapi tidak berhasil. Sehingga menyebabkan pangeran Lemah Duwur meninggal.
Menurut keterangan lain, wafatnya pangeran Lemah Duwur dikarenakan kesalah fahaman dengan Pangeran Ronggosukowati.
ketika Pangeran Lemah Duwur pergi berkunjung ke keraton mandilaras, di sana beliau dan pengikutnya di sambut dengan sangat baik, Pangeran Lemah Duwur yang masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan Pangeran Ronggosukowati. Pergi berkeliling keraton untuk melihat kemegahan keraton mandilaras.
Setelah agak lama berada di Pamekasan, karena perjalan kembali cukup jauh, maka keluarga Keraton mempersilahkan rombongan Pangeran Lemah Duwur untuk bermalam di pamekasan, Pangeran Ronggosukowati mempersilahkan rombongan tersebut beristirahat di pesanggrahan yang letaknya tidak jauh dari kolam si Ko’ol.
Karena hanya kolam itu yang belum di lihat oleh Pangeran Lemah Duwur, kemudian ia mengajak rombongannya untuk melihat kolam itu tanpa sepengetahuan Pangeran Ronggosukowati karena beliau masih ada dalam keraton,
Sesampainya di kolam tersebut beliau meminta izin kepada penjaganya untuk masuk melihat-lihat, akan tetapi penjaganya tidak memperbolehkan masuk tanpa izin dari Pangeran Ronggosukowati.
Kemudian penjaganya tersebut pergi menemui Pangeran Ronggosukowati yang ada di keraton untuk meminta izin, tapi Pangeran masih tertidur, sehingga penjaganya merasa sungkan untuk membangunkannya, karena menunggu sangat lama, Pangeran Lemah Duwur merasa bahwa Pangeran Ronggosukowati tidak mengizunkannya untuk masuk ke kolanm itu, akhirnya rombongan tersebut pulang tanpa sepengatuhan Pangeran Ronggosukowati.
Pangeran Ronggosukowati marah dan kecewa langsung menghunuskan kerisnya karena merasa hal itu merupakan suatu penghinaan, kemudian Pangeran Ronggosukowati segera bergegas menyusulnya, di tengah perjalan Pangeran Ronggosukowati bertemu dengan adiknya yang menjadi adipati sampang. beliau memberitahukan maksudnya kepada adipati Madegan, kemudian adipati tersebut menyarankan agar Pangeran Ronggosukowati mengurungkan niatnya dan beristihahat di Madegan.
Karena ia menuruti nasehat adiknya, Beliau hanya menusukkan kerisnya pada pohon waru seraya mengatakan, “ wahai pohon waru, sebenarnya aku tidak bermaksud membunuhmu, akan tepapi dengan keris sakti Joko Piturun ini kubunuh Pangeran Lemah Duwur.
Pada malam itu juga Pangeran Lemah Duwur bermimpi kejatuhan keris Ronggosukowati yang menancap di punggungnya, ajaib sekali ketia bangun, badannya terasa panas yang di sebabkan oleh bisul kecil di punggungnya, bisul itu semakin lama semakin memerah dan membesar, keesokan harinya di seluruh madura tersia bahwa Pangeran Lemah Duwur telah wafat.
Mendengar hal itu Pangeran Ronggosukowati merasa mesnyesal dan membuang keris saktinya ke kolam Si Ko’ol, setelah keris itu menyentuh air, terdengar suara ghaib “Pangeran Ronggosukowati, sayang engkau membuangku, kalau tidak, pasti pulau jawa akan berada di bawa kekuasaanmu,”
Kemudian pangeran menyuruh semua orang untuk mencari keris itu, akan tetapi keris itu hingga sekarang belum di temukan.
D. Pemakaman Panembahan Ronggosukowati
Jika kita mengunjungi pemakaman Pangeran Ronggosukowati yang terletak di jalan Ronggosukowati tepat di sebelah baratnya pasar kolpajung (yang dulunya merupakan lokasi kolam seko’ol). Maka di lihat dari gerbangnya saja sudah di ketahui bahwa lokasi itu merupakan tempat keramat, dari corak arsitekturnya terdapat ornamen cina seperti ukiran buka teratai emas yang terletak di pintu gerbang luarnya, dan atap nya lebih condong kepada corak hindu.
Setelah masuk lebih dalam sedikit, maka terdapat banyak sekali makam, akan tetapi itu semua merukan areal pemakan umum, kecuali memang ada beberapa kuburan kuno, salah satunya yakni kuburan yang berada di pojok sebelah timur, yang merupakan kuburan Kyai Pamorogen, Belia merupakan guru ngaji Putra Pangeran Ronggosukowati, selanjutnya lebih kedalam lagi, akan ada gapura yang berdiri kokoh, bentuk gapura di bagian dalam hampir mirip dengan gapura peninggalan majapahit, hal itu tidak mengherankan karena keraton Mandilaras merupakan kerajaan islam bernuansa Majapahit. nah di lokasi itulah para putra Pangeran Ronggosukowat di makamkan, yakni di sebelah barat adalah makam Raden Jimat, kemudia di tengah merupakan makam Raden Pacar, kemudia agak ketimur sedikit, adalah makam Pangeran Purboyo.
Pangeran Agung Zimat dan Raden Ayu Pacar adalah Putra Pangeran Ronggosukowati dengan Ratu Inten atau Raden Ayu Kumala Intan yang merupakan keturunan Raden Paku atau Sunan Giri, akan tetapi Raden Ayu Pacar wafat di usia muda, sehingga tidak dapat meneruskan perjuangan Ayahandanya.

Gambar 1.1
Makam Pangeran Agung Zimat
Jika kita perhatikan makam Pangeran Agung Zimat dan Raden Ayu Pacar, akan nampak jelas peninggalan prasasti Majapahit yang merupakan kerajaan bercorak Hindu-Budha, dari ukiran badan makam yang menyerupai ornamen candi. tapi, bentuk nisannya sudah bercorak islam, begitupun dengan makam Raden Ayu Pacar, meski sudah ada bagian yang rusak karena di makan usia, tapi peninggalan sisa-sisa majapahitnya masih nampak jelas.
Dari kedua makam putra Pangeran Ronggosukowati tersebut memiliki corak hindu dan islam, kecuali makam Raden Purbaya, yang sudah bernuansa islam.
Menurut keterangan Juru Kunci pemakaman, H. Tahir; Pangeran Purboyo merupakan keturunan Pangeran Ronggosukowati dengan seorang Selir yaitu Rato Ebu Bangkalan. Akan tetapi keterangan ini sangat lemah, dan ada kemungkinan keliru. Karena menurut sumber sejarah lain, salah satunya Babad Sampang, di dalamnya terdapat keterangan bahwa Ratu Ebu atau yang kita kenal dengan sebutan Syarifah Ambami merupakan Istri Pangeran Cakraningrat I, berikut akan kami paparkan skema silsilah Panembahan Ranggasukowati.
SKEMA SILSILAH PANEMBAHAN RONGGOSUKOWATI
Gambar 1.2
Skema silsilah Panembahan Ronggosukowati
Dari skema diatas menyebutkan bahwa Pangeran Ronggosukowati memiliki hubunagn darah dengan Ken Arok (1222-1247) Raja Singosari dengan gelar Rajasa Sang Amuwabumi dan merupakan keturunan Raja Majapahit pertama, yakni Raden Wijaya (1328-1350) yang bergelar Kertarajasa Jayawadhana. Jadi sangat wajar ketika Mataram berhasil menguasai Majapahit, dan hendak meperluas daerah kekuasaannya. seluruh kerajaan di Madura termasuk salah satunya adalah Pamekasan tidak mau tunduk dan tetap mempertahankan kekuasaan dan budaya Majapahit sebagai budaya warisan, bersatunya seluruh kerajaan di Madura dilatar belakangi karena semua Raja tersebut masih memiliki hubungan kekeluargaan, yakni sama-sama keturunan Majapahit
Selanjutnya akan kita temui gapura ketiga, yaitu tempat raja Ronggosukowat berserta Istrinya Ratu Inten dimakamkan, letak makam Raja terletak di tengah, bentuk arsutektur kuburannya pun berbeda dengan kuburan yang lain, hal ini dimaksudkan untuk membedakan kuburan Raja dengan kuburan yang lain dan sebagai bentuk penghormatan kepada sang Raja. kuburan Panembahan Ronggo sukowati terletak lebih tinggi dan berada dalam bagunan yang dihias oleh ukiran kayu. bentuk makamnya terlihat amat besar dan megah seperti tiga buah makam yang di satukan secara bertingkat, bentuk arsiteknya bercorak hindu dan islam, corak hindu terpat pada bentuk badan makam, dan corak keislamannya di ketahui dengan melihat batu nisannya.

Makam Panembahan Ronggosukowati
Di sebelah kanan makam Panembahan Ronggosukowati terdapat makam istrinya, yakni Ratu Inten. Yang sudah bercorak islam.

Makam Raden Ayu Kumala Intan (Ratu Inten)
Penempatan makam tersebut bukan tanpa alasan. Jika kita lihat secara keseluruhan, maka dapat diketahui bahwa penempatan letak maka-makam tersebut seperti barisan perang atau posisi catur, dimana prajurit diletakkan di bagian depan, selanjutnya merupakan barisan para panglima, patih atau Putra Mahkora, selanjutnya di bagian akhir merupakan posisi Sang Raja.

Jumat, 30 Mei 2014

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA (Sebagai Ideologi & Dasar Negara)


Tiga setengah abad lebih, bangsa kita dijajah bangsa asing.
Tahun 1511 Bangsa Portugis merebut Malaka dan masuk kepulauan Maluku, sebagai awal sejarah buramnya bangsa ini, disusul Spanyol dan Inggris yang juga berdalih mencari rempah - rempah di bumi Nusantara. Kemudian Tahun 1596 Bangsa Belanda pertama kali datang ke Indonesia dibawah pimpinan Houtman dan de Kyzer. Yang puncaknya bangsa Belanda mendirikan VOC dan J.P. Coen diangkat sebagai Gubernur Jenderal Pertama VOC.

Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 9 Maret 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak saat itu Indonesia diduduki oleh bala tentara Jepang. Namun Jepang tidak terlalu lama menduduki Indonesia, sebab tahun 1944, tentara Jepang mulai kalah melawan tentara Sekutu.

Untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara Sekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura) Dalam maklumat tersebut sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia.

Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei s/d 1 Juni 1945. Dalam sidang pertama tersebut yang dibicarakan khusus mengenai dasar negara untuk Indonesia merdeka nanti. Pada sidang pertama tersebut 2 (dua) Tokoh membahas dan mengusulkan dasar negara yaitu Muhammad Yamin dan Ir. Soekarno.

Tanggal 29 Mei 1945, Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai calon dasar negara secara lisan yang terdiri atas lima hal, yaitu :
  1. Peri Kebangsaan
  2. Peri Kemanusiaan
  3. Peri Ketuhanan
  4. Peri Kerakyatan
  5. Kesejahteraan Rakyat

Selain secara lisan M. Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yaitu :
  1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Persatuan Indonesia
  3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
  4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan
  5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Kemudian pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno (Bung Karno) mengajukan usul mengenai calon dasar negara yaitu :
  1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
  2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)
  3. Mufakat atau Demokrasi
  4. Kesejahteraan Sosial
  5. Ketuhanan yang Berkebudayaan

Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama PANCASILA, lebih lanjut Bung Karno mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila, yaitu:
  1. Sosio nasionalisme
  2. Sosio demokrasi
  3.  Ketuhanan.
Selanjutnya oleh Bung Karno tiga hal tersebut masih bisa diperas lagi menjadi Ekasila yaitu GOTONG ROYONG.

Selesai sidang pembahasan Dasar Negara, maka selanjutnya pada hari yang sama (1 Juni 1945) para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945.

Adapun anggota panitia kecil ini terdiri atas 8 orang, yaitu:
  1. Ir. Soekarno
  2. Ki Bagus Hadikusumo
  3. K.H. Wachid Hasjim
  4. Mr. Muh. Yamin
  5. M. Sutardjo Kartohadikusumo
  6. Mr. A.A. Maramis
  7. R. Otto Iskandar Dinata dan
  8. Drs. Muh. Hatta

Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil, dengan para anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai antara lain disetujui dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul - usul/ Perumus Dasar Negara, yang terdiri atas sembilan orang, yaitu: Ir. Soekarno, Drs. Muh. Hatta, Mr. A.A. Maramis, K.H. Wachid Hasyim, Abdul Kahar Muzakkir, Abikusno Tjokrosujoso, H. Agus Salim, Mr. Ahmad Subardjo dan Mr. Muh. Yamin. Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini berhasil merumuskan Mukadimah Hukum Dasar, yang kemudian dikenal dengan sebutan PIAGAM JAKARTA.

Dalam sidang BPUPKI kedua, Tanggal 10 s/d 16 Juli 1945, hasil yang dicapai adalah merumuskan rancangan Hukum Dasar. Tanggal 9 Agustus 1945 dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dan pada Tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, sejak saat itu Indonesia kosong dari kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pemimpin bangsa Indonesia, yaitu dengan mem-Proklamasi-kan Kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan sidang, dengan acara utama :
  1. Mengesahkan Rancangan Hukum Dasar dengan Preambulnya (Pembukaan)
  2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden.
Untuk pengesahan Preambul, terjadi proses yang sangat panjang, sehingga sebelum mengesahkan Preambul, Drs. Muhammad Hatta terlebih dahulu mengemukakan bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan, ada utusan dari Indonesia bagian Timur yang menemuinya. Intinya, rakyat Indonesia bagian Timur mengusulkan agar pada alinea keempat preambul, di belakang kata KETUHANAN yang berbunyi 'dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya' dihapus. Jika tidak maka rakyat Indonesia bagian Timur lebih baik memisahkan diri dari negara RI yang baru saja diproklamasikan.

Usul ini oleh Muh. Hatta disampaikan kepada sidang pleno PPKI, khususnya kepada para anggota tokoh-tokoh Islam, antara lain kepada Ki Bagus Hadikusumo, KH. Wakhid Hasyim dan Teuku Muh. Hasan. Bung Hatta berusaha meyakinkan tokoh-tokoh Islam, demi persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena pendekatan yang terus-menerus dan demi persatuan dan kesatuan, mengingat Indonesia baru saja merdeka, akhirnya tokoh-tokoh Islam itu merelakan dicoretnya 'dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya' di belakang kata Ketuhanan dan diganti dengan 'Yang Maha Esa', sehingga Preambule (Pembukaan) UUD1945 disepakati sebagai berikut : 

UNDANG-UNDANG DASAR
NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PEMBUKAAN (Preambule)

Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan perikeadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Ke-rakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dan untuk dapat melaksanakan PANCASILA sebagai ideologi dan dasar negara sekaligus sebagai pandangan hidup seluruh Rakyat Indonesia, maka Pancasila diterjemahkan dalam butir - butir Pancasila yaitu :

1. KETUHANAN YANG MAHA ESA :
  • Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
  • Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
  • Menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
  • Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
  • Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB :
  • Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
  • Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
  • Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
  • Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
  • Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
  • Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
  • Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  • Berani membela kebenaran dan keadilan.
  • Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
  • Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
3. PERSATUAN INDONESIA :
  • Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  • Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
  • Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
  • Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
  • Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
  • Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
  • Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/ PERWAKILAN :
  • Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
  • Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
  • Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
  • Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
  • Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
  • Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
  • Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  • Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
  • Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
  • Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA :
  • Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
  • Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
  • Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  • Menghormati hak orang lain.
  • Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
  • Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasaN terhadap orang lain.
  • Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gayA hidup mewah.
  • Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikaN kepentingan umum.
  • Suka bekerja keras.
  • Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
  • Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Bupati Pamekasan Dituntut Mundur oleh massa GmnI



Aktivis GMNI saat tuntut Bupati Pamekasan Mundur dari jabatannya

PAMEKASAN (lintasmaduranews) - Puluhan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GMNI) Pamekasan menggelar aksi unjuk rasa menuntut Bupati Pamekasan Achmad Syafii mundur dari jabatannya lantaran dianggap tidak mampu menyelesaikan banyak persolan, khusunya mengatur banyaknya pasar modern yang tersebar di wilayah itu. Selasa (18/02/14) pagi.
Ma’ruf Malaka mengatakan, selama ini Pemkab Pamekasan tidak serius dalam menyelesaikan persoaln pasar modern, bahkan saat ini keberadaan pasar modern telah menjamur di wilayah Pamekasan.
“Keberadaan pasar modern adalah bentuk imprialisme, dan akan mematikan pasar-pasar tradisional, sehingga perlu disikapi dengan serius oleh Bupati,” teriaknya yang dismbut oleh peserta aksi lainnya.
Selain itu, peserta aksi juga meminta agar pasar modern yang letaknya berdampingan dengan pasar tradisional agar segera ditutup, sebab pasar tradisional tidak akan mampu bersaing dengan pasar modern.
“Jika keberadaan pasar modern dibiarkan liar, maka pasar-pasar tradisonal akan mati,” tegasnya.
Sehingga ia meminta Bupati Pamekasan untuk bersikap tegas atas keberadaan pasar modern itu, bahkan jika bupati tidak mampu mengatasi persoalan pasar modern itu, mahasiswa meminta agar Bupati mundur dari jabatannya.
Setibanya dihalaman kantor Pemkab Pamekasan, mahasiswa meminta untuk bertemu dengan Bupati, tetapi permintaan itu tidak terpenuhi, bahkan sempat terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dengan petugas kepolisian, tetapi insiden itu tidak berlangsung lama, sebab Sekda Alwi Beiqh yang mewakili Bupati turun menemui mahasiswa, tetapi mahasiswa tidak mau berkomunikasi dengan Sekda, dan hanya ingin bertemu dengan Bupati.
Mengetahui Bupati tidak bisa menemui aksi itu, akhirnya mahasiswa memilih berjalan mundur, sebagai bentuk protes terhadap Bupati yang enggan menemui mahasiswa. Bahkan mahasiswa membentuk lingkaran dan membakar sejumlah poster yang dibawa dalam aksi itu sebelum akhirnya membubarkan diri. 
 
referensi: lintas madura 

Rabu, 21 Mei 2014

AKSI GMNI PAMEKASAN DI KEJAKSAAN NEGERI PAMEKASAN MENUNTUT AGAR 6 TERSANGKA AD-HOCK SEGERA DI TANGKAP SEMUA







         Pendidikan adalah sebuah hal yang sangat menentukan arah bangsa kita kedepan dengan pendidikan pula SDA yang melimpah ruah dibumi pertiwi tidak mudah untuk dieksploitasi bangsa lain yang bertujuan untuk menjadikan bangsa kita makini sensara. Namun ingat tidak menutup kemungkinan malah bangsa kita sendiri yang merusak dan bahkan mengharamkan mutu pendidkan yang akan dibangun, sehingga tak heran sistem pendidikan dan pelaku dalam sistem pendidikan syarat akan kepentingan pribadi dan golongan yang berpotensi pada tindak pidana dalam tubuh pendidikan kita seperti pada TIPIKOR AD HOCK yang bersumber dari APBN 2008.
        5 tahun sudah masyarakat menunggu perkenmbangan TIPIKOR dana AD HOCK yang berpotensi merugikan negara Rp 1,9 M. Dan kini sudah mulai bergelora dengan ditahannya mantan KADISDIK priode 2008-2013 bersama rekannya. Namun yang jelas 6 tersangka, 3 dari unsur DISDIK, 2 dari rekanan, 1 dari dari perantara rekanan, namun anehnya kenapa yang ditahan Cuma dua orang saja......?. semua masyaraka t sudah tau bahwa antuan untuk meningkatkan mutu pendidikan senilai 1,9 M sebagaisewa kelola. Dan malah program tersebut dijadikan bantuan buku yang sama sekali materi dibuku tidak sesuai kebutuhan siswa.....!!!. apakah KEJARI masih menunggu rilis BPK......?padahal kerugian sudah nampak dilembaga penerima bantuan...?
       Dana AD HOCK sendiri merupakan APBN 2008 sebagai bantuan peningkatan mutu pendidikan berupa sewa kelola bukan berupa buku yang memang kebijakn AH disaat menjabat kepala dinas pendidikan, sehinnga 40 embaga menerima-pun dirugikan akibat buku tidak sesuai kebutuhan materi siswanya....!!!
Kami gerakan mahasiswa nasional indonesia mendesak kejaksaan negeri pamekasan:
1.       Segera menahan tersangka lain yang masih berkeliaran
2.       Memanggil 40 lembaga penerima bantuan AD HOCK untuk diminta kesaksiannya
3.       Jangan memberikan peluang untuk vonis rigan untuk mantan kadisidik dan komplotannya
4.       Mendesak pusat kajian hukum dan BPKP jawa timur untuk segera merilis kerugian negara dari dana AD HOCK
5.       KEJARI harus usut tuntas siapapun yang  terlibat dalam  TIPIKOR AD HOCK.  

Kamis, 02 Januari 2014

MAKNA DAN ARTI LAMBANG GARUDA PANCASILA

Garuda Pancasila terdiri atas tiga komponen utama, yakni Burung Garuda, perisai dan pita putih.

1. Burung Garuda

Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari Mitologi Hindu yang berasal dari India dan berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke-6. Burung Garuda itu sendiri melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada burung garuda itu melambangkan kemegahan atau kejayaan. Pada burung garuda,

 Jumlah masing-masing sayap bulunya berjumlah 17 yang mempunyai makna, tanggal kemerdakaan negara kita yakni tanggal 17.

 Bulu ekor memiliki jumlah 8 yang melambangkan bulan kemerdekaan negara kita bulan Agustus yang merupakan bulan ke-8.

 Dan bulu-bulu di pangkal ekor atau perisai berjumlah 19 helai dan di lehernya berjumlah 45 helai.

Sehingga kesemua jumlah bulu yang ada di setiap bagiannya melambangkan tanggal kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945.

 Kepala Burung Garuda yang menoleh ke kanan mungkin karena pemikiran orang zaman dahlu yang ingin Indonesia menjadi negara yang benar dan bermaksud agar Indonesia tidak menempuh jalan yang salah. Dan anggapan bahwa arah ke kanan adalah arah yang baik lah yang membuat kepala Garuda dibuat menghadap ke kanan. Biasanya banyak anggapan yang mengatakan bahwa jalan yang benar itu dilambangkan dengan arah kanan, makanya kepala garuda Indonesia selalu mengarah ke kanan.

 Sayap yang membentang adalah siap terbang ke angkasa.

Burung Garuda dengan sayap yang mengembang siap terbang ke angkasa, melambangkan dinamika dan semangat untuk menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara

2. Perisai

Perisai yang dikalungkan melambangkan pertahanan Indonesia. Pada perisai itu mengandung lima buah simbol yang masing-masing simbol melambangkan sila-sila dari dasar negara Pancasila.

˜ Bagian tengah terdapat simbol bintang bersudut lima yang melambangkan sila pertama Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa. Lambang bintang dimaksudkan sebagai sebuah cahaya, seperti layaknya Tuhan yang menjadi cahaya kerohanian bagi setiap manusia. Sedangkan latar berwarna hitam melambangkan warna alam atau warna asli, yang menunjukkan bahwa Tuhan bukanlah sekedar rekaan manusia, tetapi sumber dari segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.

˜ Di bagian kanan bawah terdapat rantai yang melambangkan sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkait membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.

˜ Di bagian kanan atas terdapat gambar pohon beringin yang melambangkan sila ketiga, Persatuan Indonesia. Pohon beringin digunakan karena pohon beringin merupakan pohon yang besar di mana banyak orang bisa berteduh di bawahnya, seperti halnya semua rakyat Indonesia bisa " berteduh " di bawah naungan negara Indonesia. Selain itu, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke mana-mana, namun tetap berasal dari satu pohon yang sama, seperti halnya keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.

˜ Kemudian, di sebelah kiri atas terdapat gambar kepala banteng yang melambangkan sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan. Lambang banteng digunakan karena banteng merupakan hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah di mana orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.

˜ Dan di sebelah kiri bawah terdapat padi dan kapas yang melambangkan sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas digunakan karena merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran yang merupakan tujuan utama bagi sila kelima ini.

 Ditengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan garis khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu negara tropis yang di lintasi garis khatulistiwa yang membentang dari timur ke barat.

 Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaa Indonesia “Merah-Putih”. Merah berarti berani dan putih berarti suci. Sedangkan bagian tengahnya berwarna dasar hitam berarti warna alam atau warna asli.

3. Pita Putih

Pada bagian bawah Garuda Pancasila, terdapat pita putih yang dicengkeram, yang bertuliskan " BHINNEKA TUNGGAL IKA " yang ditulis dengan huruf latin, yang merupakan semboyan negara Indonesia. Kata “Bhineka” berarti beraneka ragam atau berbeda-beda, Kata “Tunggal” berarti satu, dan Kata “Ika” berarti itu. Perkataan bhinneka tunggal ika merupakan kata dalam Bahasa Jawa Kuno yang berarti " berbeda-beda tetapi tetap satu jua ". Perkataan itu diambil dari Kakimpoi Sutasoma karangan Mpu Tantular, seorang pujangga dari Kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Perkataan itu menggambarkan persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau, ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan, bahasa, serta agama.